Memeluk Erat Insecurities: Belajar Berdamai dengan keraguan diri
Ada bagian dari diri kita yang sering kali disembunyikan dari dunia bagian yang rapuh, penuh keraguan, dan ketakutan. Kita menyebutnya insecurities. Ia muncul dalam bentuk suara-suara kecil di kepala yang berkata:
"Aku tidak cukup baik."
"Mereka akan meninggalkanku."
"Apa aku pantas dicintai?"
Insecurities bukanlah kelemahan. Ia adalah bagian dari perjalanan menjadi manusia. Tapi sayangnya, banyak dari kita memilih untuk menutupinya dengan pencapaian, dengan tawa, bahkan dengan kepura-puraan bahwa kita baik-baik saja.
Apa Itu Insecurities?
Dalam psikologi, insecurities adalah perasaan tidak aman dalam menilai diri sendiri. Ia bisa muncul dalam banyak bentuk: takut gagal, takut ditolak, merasa tidak layak, membandingkan diri, atau merasa kurang dalam banyak hal. Akar dari perasaan ini bisa sangat dalam mungkin dari pengalaman masa kecil, tekanan sosial, atau trauma yang belum selesai.
Dan yang paling menyakitkan adalah semakin kita mencoba menyembunyikannya, semakin besar kekuatannya terhadap kita.
Mengapa Kita Takut Menunjukkannya?
Karena kita diajarkan untuk selalu kuat. Untuk menjadi sempurna. Untuk tidak mengeluh. Tapi, dalam proses itu, kita kehilangan ruang untuk menjadi manusia yang utuh yang punya celah, luka, dan ketidaksempurnaan.
Kita takut jika orang tahu siapa kita sebenarnya, mereka akan pergi. Kita takut jika jujur pada diri sendiri, kita akan terlihat lemah. Tapi sesungguhnya, keberanian sejati bukan soal menjadi sempurna melainkan tentang mengakui bahwa kita rapuh, namun tetap memilih untuk mencintai diri sendiri.
Bagaimana Cara Memeluk Insecurities?
1. Kenali dan Akui Tanpa Menghakimi
Tanyakan pada dirimu, Apa yang membuatku merasa tidak cukup? Dari mana asal rasa ini? Dengarkan tanpa terburu-buru mengusirnya. Kadang, luka hanya ingin didengar.
2. Berhenti Membandingkan
Media sosial seringkali membuat kita merasa tertinggal. Tapi ingat, kamu melihat highlight orang lain, bukan perjuangan mereka. Fokuslah pada pertumbuhan dirimu sendiri sekecil apapun itu, tetap berarti.
3. Ubah Dialog Internal
Ucapkan kata-kata yang ingin kamu dengar saat kecil dulu. “Aku cukup.” “Aku layak dicintai.” “Aku berharga, bahkan dengan semua lukaku.” Kata-kata ini bukan bualan ini adalah afirmasi penyembuh luka batin.
4. Ceritakan Pada Orang yang Aman
Bercerita bukan kelemahan. Itu tanda bahwa kamu ingin dipahami. Pilih seseorang yang bisa memeluk ceritamu tanpa menghakimi. Terkadang, hanya dengan didengar, kita sudah setengah sembuh.
5. Terapi Adalah Ruang Aman
Tidak semua luka bisa sembuh sendiri. Psikolog bisa membantumu mengurai rasa takut dan menyatukan kembali bagian-bagian diri yang terpecah. Ini bukan karena kamu rusak, tapi karena kamu layak untuk utuh kembali.
Menerima Diri, Bukan Menyerah
Memeluk insecurities bukan berarti menyerah pada rasa takut. Justru sebaliknya itu adalah bentuk cinta diri paling dalam. Karena saat kamu bisa menatap bagian terlemah dari dirimu dan berkata, “Aku tetap mencintaimu,” maka kamu sedang menyembuhkan sesuatu yang selama ini terabaikan.
Insecurities mungkin tidak akan pernah sepenuhnya hilang. Tapi ia bisa menjadi sahabat, bukan musuh. Ia bisa menjadi pengingat bahwa kamu pernah terluka…
Dan masih memilih untuk bertahan, untuk tumbuh, untuk mencintai. Dan itu, adalah keberanian yang paling indah.
Komentar
Posting Komentar